Langsung ke konten utama

sejarah kaba sutan pangaduan



 
KABA SUTAN PANGADUAN
Jalan Cerita
Kampung Dalam sepeninggal Raja
Sutan Pangaduan adalah seorang Putra Mahkota dari Raja yang berkuasa di Kampung Dalam, Pariaman. Dia memiliki 2 saudara tiri lain ibu yaitu Sutan Lembak Tuah yang ibunya seorang rakyat biasa dan Puti Sari Makah yang ibunya adalah seorang keturunan Arab. Ibunda Sutan Pangaduan sendiri adalah seorang bangsawan yang bernama Puti Andam Dewi.
Sutan Lembak Tuah lebih tua daripada Sutan Pangaduan, namun dalam hal ilmu kebatinan, kesaktian dan kebijaksanaan, Sutan Pangaduan jauh lebih unggul.
Ketika Sutan Pangaduan masih kecil, ayahnya pergi bersemayam ke Gunung Ledang. Pada saat itu ibundanya Puti Andam Dewi diculik dan ditawan oleh Rajo Unggeh Layang di sebuah bukit. Puti Andam Dewi ditawan karena menolak diperistri oleh Rajo Unggeh Layang. Rajo Unggeh Layang sendiri berkuasa di negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Sejak saat itu, Sutan Pangaduan dipelihara dan dibesarkan oleh nenek dan kakak sepupunya (dari pihak ibu) yang seorang pendekar di Kuala Pantai Cermin.
Sutan Lembak Tuah sendiri tetap tinggal di istana dan diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya, karena usianya paling tua diantara dua anak laki-laki. Sutan Lembak Tuah menjadi raja sejak usia muda. Secara adat, Sutan Pangaduan adalah putra mahkota yang sah, karena silsilah bangsawan dan orang terpandang lagi keramat yang dibawanya dari garis ibu, namun ibunda dari Sutan Lembak Tuah yang berhati jahat sangat berambisi untuk menjadikan anaknya sebagai raja. Ia rela menghalalkan segala macam cara agar tujuannya tercapai. Ambisi ini sangat dimaklumi karena ibu Sutan Lembak Tuah pada awalnya hanyalah orang kelas bawah yang nasibnya terangkat karena menikah dengan seorang raja.
Sutan Lembak Tuah cenderung manja dan kekanak-kanakan, sehingga ketika diangkat sebagai raja, ia menjelma menjadi raja yang semena-mena terhadap rakyatnya. Namun di kemudian hari ia dapat berubah menjadi raja yang bijak berkat nasehat dan bimbingan dari Sutan Pangaduan dan keluarga ayahnya.
Saat berusia 10 tahun Sutan Pangaduan didatangi ayahnya yang bersemayam di Gunung Ledang secara batin. Ayahnya menugaskan Sutan Pangaduan untuk membebaskan ibunya dari tawanan dengan bantuan kakaknya Sutan Lembak Tuah yang tinggal di istana.
Sebelum berangkat ayahnya berpesan supaya Sutan Pangaduan tidak lupa menambah ilmu terlebih dahulu dari neneknya dari pihak ayah dan kemenakan perempuan ayahnya supaya dibekali dengan senjata keramat.

Kena Tipu
Dalam perjalanan dari Kuala Pantai Cermin ke Kampung Dalam, Sutan Pangaduan yang lugu diperdaya oleh seorang penipu. Gara-garanya sangat sederhana, Sutan Pangaduan tertangkap tangan sedang memetik setangkai kembang oleh sang penipu. Penipu itu membual bahwa kembang yang dipetik oleh Sutan Pangaduan adalah Kembang Bunga Larangan dan sebagai hukumannya ia didenda untuk menyerahkan baju bangsawan yang dipakainya. Penipu itu menggantinya dengan baju compang camping yang robek disana sini.
Sesampainya di Istana Kampung Dalam, Sutan Lembak Tuah sangat terkejut ketika melihat anak kecil berbaju compang camping yang wajahnya bagaikan pinang dibelah dua dengan dirinya. Namun ibu Sutan Lembak Tuah yang berhati jahat merasa malu lalu menyuruh pengawal mengusir bahkan membunuh Sutan Pangaduan, padahal dia sebenarnya tahu bahwa yang datang adalah putra mahkota sebenarnya.
Ibu Sutan Lembak Tuah memerintahkan anaknya untuk berkelahi dengan Sutan Pangaduan, namun dalam perkelahian itu Sutan Lembak Tuah dapat dikalahkan. Pada saat itulah Sutan Pangaduan mengucapkan kata kunci yang membuktikan bahwa ia adalah saudara tiri dari Sutan Lembak Tuah. Hanya Sutan Lembak Tuah yang mengerti kata kunci tersebut karena ia sebelumnya juga didatangi sang ayah secara batin. Sutan Lembak Tuah memohon kepada ibunya agar Sutan Pangaduan diperbolehkan tinggal dalam istana.
Membebaskan Ibunda dari tawanan
Sutan Pangaduan lalu mengutarakan maksudnya bahwa dia mendapat tugas dari ayahnya untuk membebaskan sang ibunda, Puti Andam Dewi. Tentu saja ibu Sutan Lembak Tuah tidak setuju dengan rencana itu karena jelas akan menghalangi rencana-rencananya selama ini. Namun Sutan Lembak Tuah berhasil melunakkan hati ibunya dengan alasan bahwa dia juga mendapatkan wangsit yang sama dari sang ayah yang bersemayam di Gunung Ledang.
Dengan berat hati ibunda Sutan Lembak Tuah melepaskan kepergian anaknya beserta Sutan Pangaduan untuk membebaskan Puti Andam Dewi dari tawanan Rajo Unggeh Layang. Namun dibalik itu ia masih menyimpan satu rencana jahat yang terakhir.
Pada acara pelepasan secara resmi, ia berniat untuk meracun Sutan Pangaduan. Sebelum berangkat, kedua pangeran dihidangkan nasi terlebih dahulu bersama para pengiring. Nasi untuk Sutan Pangaduan telah ditaburi dengan racun. Sutan Pangaduan yang telah mendapatkan hikmah malah mengajak para hadirin untuk berbincang-bincang sampai nasi menjadi dingin. Karena nasi telah dingin, Sutan Pangaduan menolak untuk memakannya dan menyuruh pelayan untuk memberikan nasi itu kepada hewan peliharaan istana. Hewan itu langsung mati selesai menyantap nasi itu. Singkat kata, niat jahat ibunda Sutan Lembak Tuah pun terbongkar dan ia dihukum kurungan di istana. Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah akhirnya dapat pergi menunaikan tugasnya tanpa ada yang menghalangi lagi.
Sesampainya di bukit tempat Puti Andam Dewi ditawan, kedua pangeran terlibat perkelahian dengan ribuan penjaga bukit itu. Tatkala hampir berhasil membebaskan ibundanya, Sutan Pangaduan kehilangan konsentrasi karena kakaknya Sutan Lembak Tuah ambruk ditangan musuh. Akibatnya kedua kakak beradik ini berhasil diringkus oleh musuh.
Bantuan dari Puti Sari Makah
Melihat keadaan yang diluar perkiraan, ayah Sutan Pangaduan mendatangi anak perempuannya Puti Sari Makah secara batin. Ia memerintahkan anak perempuannya itu untuk membebaskan istrinya Puti Andam Dewi dan kedua anak laki-lakinya yang sekarang jadi tawanan pula. Dalam penugasan itu Puti Sari Makah dibantu oleh kemenakan sang ayah (kakak sepupu Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah) dan kemenakan Puti Andam Dewi (kakak sepupu Sutan Pangaduan).
Ketiga perempuan ini pada saat itu telah menjadi pendekar-pendekar yang tangguh. Putri Sari Makah memiliki kemampuan ilmu batin untuk mengendalikan air sedangkan kedua sepupu Sutan Pangaduan masing-masing memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara.
Dengan keahlian itu mereka menciptakan badai yang menaikkan air laut sampai ke atas bukit sehingga banyak pihak musuh yang mati. Badai itu hanya menyisakan tempat keluarga mereka ditahan, sehingga dengan mudah mereka dapat membebaskan ketiga tawanan.
Sayang sekali saat akan dibebaskan, Sutan Pangaduan kena hipnotis oleh seorang gadis kecil yang sebenarnya adalah adik Rajo Unggeh Layang yang menyamar. Gadis kecil itu minta dikasihani dan minta dibawa ikut serta karena takut hanyut dibawa badai. Seluruh kakak Sutan Pangaduan telah berusaha melarang niatnya untuk membawa serta gadis kecil itu, namun Sutan Pangaduan keras kepala dan tidak mendengarkan. Pada saatnya nanti gadis kecil ini akan menuntut balas.
Setelah Ibu Sutan pangaduan dibebaskan, mereka kembali ka daerah masing-masing. Ibu Sutan Pangaduan, Sutan Pangaduan dan kakak sepupunyo pulang ke Kampung Dalam. Puti Sari Makah kembali ke Makkah dengan hati risau karena tahu Sutan Pangaduan telah keliru menyelamatkan musuh. Sutan Lembak Tuah kembali ke kerajaannya dan berubah menjadi raja yang lebih dewasa dan bijaksana. Kemenakan ayah mereka juga pulang ke negeri masing-masing.



Tipu Muslihat Gadis Penyamar
Ketika Sutan Pagaduan beranjak dewasa ia menikah dengan anak gadis dari raja negeri tetangga. Ia pun dijadikan raja di negeri tersebut. Pada saat itu ibunda Sutan Pangaduan kembali diculik atas tipu muslihat gadis kecil yang kemarin diselamatkan dari badai di puncak bukit oleh Sutan Pangaduan. Sutan Pangaduan sangat menyesal karena tidak mendengarkan peringatan yang telah disampaikan oleh kakak-kakaknya, namun sesal sudah terlambat dan tidak berguna lagi. Apalagi selama ini ternyata gadis kecil itu telah meracun Sutan Pangaduan sedikit demi sedikit sehingga kesaktiannya agak berkurang.
Sutan Pangaduan terjebak dalam konflik batin antara ingin menyelamatkan ibu kandungnya yang kembali ditawan dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil muda. Ia juga gundah karena harus meninggalkan kerajaan dan rakyatnya. Namun istrinya bersedia mengalah dan memberikan dukungan untuk menyelamatkan ibu mertuanya. Sang Permaisuri berkata, “tidak usah cemaskan anak yang akan lahir ini karena setiap anak punya takdir masing-masing.”
Singkat kata akhirnya Sutan Pangaduan kembali berusaha membebaskan ibundanya. Sutan Lembak Tuah ikut serta pula karena ia bersikeras untuk membantu adiknya. Seperti yang telah diduga Sutan Pangaduan dapat dilumpuhkan dengan mudah karena kesaktiannya telah jauh berkurang. Akhirnya kedua raja itu (Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah) kembali ditawan dan dirantai oleh musuh.
Dan akhirnya dengan kesusahan sutan pangaduan berhasil menyelamatkan ibunya dan kembali pulang.
Pada suatu malam yang terang benderang oleh purnama dan pada waktu yang telah diperhitungkan, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya ke bumi sehingga timbul suara menggelegar bagaikan petir di daerah sekitarnya. Tapi goncangan itu belum cukup untuk memutuskan rantai yang mengikat kaki Sutan Pangaduam. Goncangan itu baru pertanda bahawa anaknya telah lahir ke dunia.
Penutup
Kisah Sutan Pangaduan ini sangat panjang, karena anak yang lahir itu kembali menuntut balas untuk membebaskan ayah dan neneknya.
















RINGKASAN KABA
Sutan Pangaduan adalah seorang Putra Mahkota dari Raja yang berkuasa di Kampung Dalam Pariaman. Dia memiliki 2 saudara tiri lain ibu yaitu Sutan Lembak Tuah yang ibunya seorang rakyat biasa dan Puti Sari Makah yang ibunya adalah seorang keturunan Arab. Ibunda Sutan Pangaduan sendiri adalah seorang bangsawan yang bernama Puti Andam Dewi.
Ketika Sutan Pangaduan masih kecil, ayahnya pergi bersemayam ke Gunung Ledang. Pada saat itu ibundanya Puti Andam Dewi diculik dan ditawan oleh Rajo Unggeh Layang di sebuah bukit.
Sejak saat itu, Sutan Pangaduan dipelihara dan dibesarkan oleh nenek dan kakak sepupunya (dari pihak ibu) yang seorang pendekar di Kuala Pantai Cermin, Sutan Lembak Tuah sendiri tetap tinggal di istana dan diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya.
Sutan Lembak Tuah cenderung manja dan kekanak-kanakan, sehingga ketika diangkat sebagai raja, ia menjelma menjadi raja yang semena-mena terhadap rakyatnya. Namun di kemudian hari ia dapat berubah menjadi raja yang bijak berkat nasehat dan bimbingan dari Sutan Pangaduan dan keluarga ayahnya.
Saat berusia 10 tahun Sutan Pangaduan didatangi ayahnya yang bersemayam di Gunung Ledang secara batin. Ayahnya menugaskan Sutan Pangaduan untuk membebaskan ibunya dari tawanan dengan bantuan kakaknya Sutan Lembak Tuah yang tinggal di istana.
Dalam perjalanan dari Kuala Pantai Cermin ke Kampung Dalam, Sutan Pangaduan yang lugu diperdaya oleh seorang penipu. Gara-garanya sangat sederhana, Sutan Pangaduan tertangkap tangan sedang memetik setangkai kembang oleh sang penipu. Penipu itu membual bahwa kembang yang dipetik oleh Sutan Pangaduan adalah Kembang Bunga Larangan dan sebagai hukumannya ia didenda untuk menyerahkan baju bangsawan yang dipakainya. Penipu itu menggantinya dengan baju compang camping yang robek disana sini.
Namun ibu Sutan Lembak Tuah yang berhati jahat merasa malu lalu menyuruh pengawal mengusir bahkan membunuh Sutan Pangaduan, padahal dia sebenarnya tahu bahwa yang datang adalah putra mahkota sebenarnya.
Ibu Sutan Lembak Tuah memerintahkan anaknya untuk berkelahi dengan Sutan Pangaduan, namun dalam perkelahian itu Sutan Lembak Tuah dapat dikalahkan. Pada saat itulah Sutan Pangaduan mengucapkan kata kunci yang membuktikan bahwa ia adalah saudara tiri dari Sutan Lembak Tuah. Hanya Sutan Lembak Tuah yang mengerti kata kunci tersebut karena ia sebelumnya juga didatangi sang ayah secara batin. Sutan Lembak Tuah memohon kepada ibunya agar Sutan Pangaduan diperbolehkan tinggal dalam istana.
Sutan Pangaduan lalu mengutarakan maksudnya bahwa dia mendapat tugas dari ayahnya untuk membebaskan sang ibunda
Tentu saja ibu Sutan Lembak Tuah tidak setuju dengan rencana itu karena jelas akan menghalangi rencana-rencananya selama ini. Namun Sutan Lembak Tuah berhasil melunakkan hati ibunya dengan alasan dia mendapatkan wangsit yang sama dari sang ayah.
Dengan berat hati ibunda Sutan Lembak Tuah melepaskan kepergian anaknya beserta Sutan Pangaduan. Namun dibalik itu ia masih menyimpan satu rencana jahat yang terakhir.
Sutan Pangaduan yang telah mendapatkan hikmah malah mengajak para hadirin untuk berbincang-bincang sampai nasi menjadi dingin. Karena nasi telah dingin, Sutan Pangaduan menolak untuk memakannya dan menyuruh pelayan untuk memberikan nasi itu kepada hewan peliharaan istana. Hewan itu langsung mati selesai menyantap nasi itu.
Pada acara pelepasan secara resmi, ia berniat untuk meracun Sutan Pangaduan. Sebelum berangkat, kedua pangeran dihidangkan nasi terlebih dahulu bersama para pengiring, Singkat kata, niat jahat ibunda Sutan Lembak Tuah pun terbongkar dan ia dihukum kurungan di istana. Akhirnya mereka pun pergi.
Sesampainya di bukit tempat Puti Andam Dewi ditawan, kedua pangeran terlibat perkelahian dengan ribuan penjaga bukit itu.
Sutan Pangaduan kehilangan konsentrasi karena kakaknya Sutan Lembak Tuah ambruk ditangan musuh. Akibatnya kedua kakak beradik ini berhasil diringkus oleh musuh.
Melihat keadaan yang diluar perkiraan, ayah Sutan Pangaduan mendatangi anak perempuannya Puti Sari Makah secara batin. Ia memerintahkan anak perempuannya itu untuk membebaskan istrinya Puti Andam Dewi dan kedua anak laki-lakinya yang sekarang jadi tawanan pula. Dalam penugasan itu Puti Sari Makah dibantu oleh kemenakan sang ayah (kakak sepupu Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah) dan kemenakan Puti Andam Dewi (kakak sepupu Sutan Pangaduan).
Ketiga perempuan ini pada saat itu telah menjadi pendekar-pendekar yang tangguh. Putri Sari Makah memiliki kemampuan ilmu batin untuk mengendalikan air sedangkan kedua sepupu Sutan Pangaduan masing-masing memiliki kemampuan untuk mengendalikan angin dan suara. Dengan keahlian itu mereka menciptakan banyak pihak musuh yang mati.
Badai itu hanya menyisakan tempat keluarga mereka ditahan, sehingga dengan mudah mereka dapat membebaskan ketiga tawanan. Sayang sekali saat akan dibebaskan, Sutan Pangaduan kena hipnotis oleh seorang gadis kecil yang sebenarnya adalah adik Rajo Unggeh Layang yang menyamar. Gadis kecil itu minta dikasihani dan minta dibawa ikut serta karena takut hanyut dibawa badai. Seluruh kakak Sutan Pangaduan telah berusaha melarang niatnya untuk membawa serta gadis kecil itu, namun Sutan Pangaduan keras kepala dan tidak mendengarkan. Pada saatnya nanti gadis kecil ini akan menuntut balas. Setelah Ibu Sutan pangaduan dibebaskan, mereka kembali ka daerah masing-masing.
Ketika Sutan Pagaduan beranjak dewasa ia menikah dengan anak gadis dari raja negeri tetangga. Ia pun dijadikan raja di negeri tersebut.
Singkat kata akhirnya Sutan Pangaduan kembali berusaha membebaskan ibundanya. Sutan Lembak Tuah ikut serta pula karena ia bersikeras untuk membantu adiknya. Seperti yang telah diduga Sutan Pangaduan dapat dilumpuhkan dengan mudah karena kesaktiannya telah jauh berkurang. Akhirnya kedua raja itu (Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah) kembali ditawan dan dirantai oleh musuh.
Pada saat itu ibunda Sutan Pangaduan kembali diculik atas tipu muslihat gadis kecil yang kemarin diselamatkan dari badai di puncak bukit oleh Sutan Pangaduan. Sutan Pangaduan sangat menyesal karena tidak mendengarkan peringatan yang telah disampaikan oleh kakak-kakaknya, namun sesal sudah terlambat dan tidak berguna lagi. Apalagi selama ini ternyata gadis kecil itu telah meracun Sutan Pangaduan sedikit demi sedikit sehingga kesaktiannya agak berkurang.
Dan akhirnya dengan kesusahan sutan pangaduan berhasil menyelamatkan ibunya dan kembali pulang.
Pada suatu malam yang terang benderang oleh purnama dan pada waktu yang telah diperhitungkan, Sutan Pangaduan menghentakkan kakinya ke bumi sehingga timbul suara menggelegar bagaikan petir di daerah sekitarnya. Tapi goncangan itu belum cukup untuk memutuskan rantai yang mengikat kaki Sutan Pangaduam. Goncangan itu baru pertanda bahawa anaknya telah lahir ke dunia.
Penutup
Kisah Sutan Pangaduan ini sangat panjang, karena anak yang lahir itu kembali menuntut balas untuk membebaskan ayah dan neneknya.
PELAKU DAN PERANNYA
  • Sutan Pangaduan, titik sentral cerita, seorang anak raja yang ibunya ditawan
  • Sutan Lembak Tuah, saudara satu ayah Sutan Pangaduan, berlainan ibu
  • Puti Sari Makah, saudara satu ayah Sutan Pangaduan, ibunya keturunan Arab
  • Rajo Unggeh Layang, raja yang menculik ibu Sutan Pangaduan
  • Puti Andam Dewi, ibunda Sutan Pangaduan yang dalam tawanan
PERISTIWA DAN PENYEBABNYA
Sutan pangaduan yang ingin menyelamatkann bundanya yang diculik, karena ibundanya menolak untuk diperistri oleh Rajo Unggeh Layang. Rajo Unggeh Layang sendiri berkuasa di negeri Taluak Singalai Tabang Papan. Karena ditolak akhirnya raja tersebut menculik ibunya.
TEMA DAN ALASANNYA
Perkelahian dan kekeluargaan, alasannya karena dalam cerita banyak tentang perkelahian untuk menyalamatkan seorang keluarga, yaitu ibu.
SIMPULAN
Sutan pangaduan berhasil menyelamatkan ibunya dengan berusaha keras walaupun dalam keadaan bahaya.
SARAN
Tidak boleh dendam, harus semangat dan berusaha keras untuk meraih sesuatu, sesama manusia harus punya rasa kekeluargaan serta harus saling memaafkan satu sama lain.

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

peradaban india kuno, cina kuno, mesopotamia, mesir kuno

TUGAS SEJARAH TENTANG PERADABAN INDIA KUNO, CINA KUNO, MESOPOTAMIA, DAN MESIR KUNO TERDIRI DARI PERADABAN SUNGAI INDUS DAN GANGGA PERADABAN LEMBAH SUNGAI INDUS Pusat Peradaban Peradaban Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi-di Kota Harappa dan Mohenjodaro. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerah Lembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota Lembah Sungai Indus bagian utara.   peradaban lembah sungai indus berada sepanjang sungai indus di pakistan sekarang ini. Mahendjoro merupakan pusat dari masyarakat kuno ini. Tata Kota Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan dibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal dan pertokoan itu sudah terbuat dari batu bata lumpur. Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung,   dan berbagai ma

KERAJAAN DI INDONESIA, kutai,sriwijaya,majapahit

BAB 1 PENDAHULUAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, karena kehendaknyalah kami dapat menyelesaikan tugas ini, dan tak lupa pula kami kirimkan shalawat beserta salam kepada nabi Muhammad S.A.W yang membawa kita dari alam kebodohan sampai alam yang berpendidikan yang kita rasakan kali ini, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami dari guru. Kami harap bisa memberi pelajaran kepada kita semuanya. Secara garis besar tugas ini adalah mengenai kerajaan yang ada di Indonesia, baik kerajaan kutai, tarumanegara, sriwijaya dan kerajaan maja pahit. kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua, guru – guru , serta teman yang seperjuangan, karena tanpa kalian mungkin kami tidak bisa menyelesaikan tugas ini. kami berharap , semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca atau yang membutuhkannya, dan bersama – sama ikut serta meningkatkan mutu pendidikan dan mencerdaskan kehidupan ban

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi dan cara pemerintah mengatasinya.

Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi dan cara pemerintah mengatasinya. Permasalahan ekonomi di Indonesia pada umumnya terdapat masalah yang terkait dengan : 1.        Masalah kemiskinan Segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia. Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), dan program wajib belajar. 2.        Masalah Keterbelakangan Jika dilihat dari segi penguasaan teknologi,Indonesia masih dikategorikan sebagai Negara berkembang.Ciri lain Negara berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya,rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan,kurang terpeliharanya fasilitas umum,rendahnya tingkat disiplin masyarakat,rendahnya t